Analisis ketersediaan air terhadap pola tanam di Daerah Aliran Sungai Mayang, Kabupaten Jember, Jawa Timur

Penulis

  • Bintang Candra Jatmiko Magister Sumber Daya Air Pertanian, Pascasarjana, Universitas Jember
  • Idah Andriyani Magister Pengelolaan Sumber Daya Air Pertanian, Pascasarjana, Universitas Jember

DOI:

https://doi.org/10.31028/ji.v16.i2.24-32

Kata Kunci:

ketersediaan air, kebutuhan air, pola tanam, indeks pertanaman, daerah irigasi

Abstrak

Kabupaten Jember memiliki 461 daerah irigasi dengan 79 daerah irigasi yang memiliki luas total 16.471 ha mendapat pasokan sumber airnya Sungai Mayang. Produktifitas untuk tanaman padi dan jagung yang dihasilkan masih fluktuatif. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penentuan kebutuhan air menggunakan metode LPR - FPR untuk menentukan pola tanam yang sesuai berdasarkan ketersediaan air yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah irigasi pada DAS Mayang mengalami kelebihan air pada Musim Hujan (MH) sejumlah 33 daerah irigasi (42%), Musim Kemarau I (MK I) terdapat 34 daerah irigasi (43%), dan Musim Kemarau II (MK II) terdapat 32 daerah irigasi (41%) dan seluruh daerah irigasi memiliki indeks pertanaman kurang dari 300%. Selain itu, pada Musim Hujan (MH) terdapat 46 daerah irigasi (58%), Musim Kemarau I (MK I) terdapat 45 daerah irigasi (57%), dan Musim Kemarau II (MK II) terdapat 47 daerah irigasi (59%) yang mengalami kekurangan air. Hal ini menunjukkan bahwa pola tanam yang diterapkan saat ini masih kurang optimal. Pola tanam yang sebaiknya digunakan adalah 3 kali Padi untuk 44 daerah irigasi (56%), Padi – Padi – Palawija untuk 1 daerah irigasi (1%), Padi – Palawija – Palawija untuk 1 daerah irigasi (1%) dan 3 kali Palawija untuk 30 daerah irigasi (42%). Penerapan pola tanam yang tepat diharapkan mampu meningkatkan indeks pertanaman agar maksimum yang juga sekaligus akan meningkatkan produktifitas di Kabupaten Jember. Rekomendasi penelitiaan lanjutan untuk mengetahui pengaruh kerusakan pada aset irigasi berdasarkan prioritas perbaikan terhadap indeks pertanaman.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Afif, A. (2016). Penerapan Manajemen Aset Irigasi Pada Daerah Irigasi Talang Wilayah Kerja Upt Pengairan Ambulu (Studi Kasus Saluran Primer Mandigo; Saluran Sekunder Mandigo; dan Saluran Sekunder Pontang) (Skripsi). Universitas Jember, Jember. Diperoleh dari https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/76496

Amrina, B. G. (2013). Evaluasi Kebutuhan Air Irigasi Sebagai Rencana Sistem Pembagian Air Irigasi pada Jaringan Irigasi Jenggawah Kabupaten Jember (Skripsi). Universitas Brawijaya, Malang.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. (2019). Kabupaten Jember Dalam Angka 2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember.

Banjarnahor, D., & Simanjuntak, B. H. (2015). Pola tanam Kabupaten Sumba Tengah yang sesuai dengan curah hujan setempat. Prosiding Konser Karya Ilmiah, 1, 97–107.

Dewi, S. S. (2007). Karakteristik kandungan gizi beras merah putih (Oryza sativa, L) pada berbagai jenis tanah. Jurnal Ilmu–Ilmu Pertanian, 7(1), 10–18.

Farida, D., & Febriani, T. (2018). Produktivitas air dalam pengelolaan sumber daya air pertanian di Indonesia. Jurnal Spasial, 5(3), 65–72. https://doi.org/10.22202/js.v5i3.3161

Ismaya, T., Sulaksana, J., & Hadiana, D. (2016). Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi untuk meningkatkan hasil produksi dan pendapatan usahatani padi sawah. Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan, 4(2), 196–205.

Kementerian Pekerjaan Umum. (2013). Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama (Head Works) KP – 02. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2015a). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Irigasi. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2015b). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Kurniawati, I. (2016). Penerapan Manajemen Aset Pada Daerah Irigasi Pondok Waluh di Wilayah Kerja UPT Pengairan Kencong (Skripsi). Universitas Jember, Jember.

Prasetijo, H., & Soetopo, W. (2011). Studi optimasi pola tata tanam untuk memaksimalkan keuntungan hasil produksi pertanian di Jaringan Irigasi Prambatan Kiri Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering, 2(2), 210–217.

Rahayu, A. S., Besperi, B., & Razali, M. R. (2018). Kajian laju angkutan sedimen total pada kantong lumpur Bendung Air Musi Kejalo. Inersia: Jurnal Teknik Sipil, 10(1), 1–14. https://doi.org/10.33369/ijts.10.1.1-14

Setiawan, E. B., Indarto, I., & Wahyuningsih, S. (2019). Analisis neraca air pertanian di Sub DAS Rawatamtu. Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, 3(2), 175–194. https://doi.org/10.20886/jppdas.2019.3.2.175-

Shofiarto, R., Nugraheni, F., & Faisol. (2019). Evaluasi Kinerja dan Penyusunan AKNOP Bangunan Embung di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Diperoleh dari https://dspace.uii.ac.id/ handle/123456789/15207

Unduhan

Diterbitkan

2023-06-04

Cara Mengutip

Jatmiko, B. C., & Andriyani, I. (2023). Analisis ketersediaan air terhadap pola tanam di Daerah Aliran Sungai Mayang, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Jurnal Irigasi, 16(2), 24–32. https://doi.org/10.31028/ji.v16.i2.24-32

Terbitan

Bagian

Artikel

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

Loading...